BECAK Babel Sayangkan Banyak Fasilitas Pengolahan Sampah di Bangka tak Beraktivitas

Kita di Kabupaten Bangka ini setidaknya punya lebih dari sepuluh fasilitas atau sarana prasarana pengolahan sampah yang pernah dibangun. Ada TPST, TPS 3R, rumah kompos, ada bank sampah yang sudah dibangun, baik oleh pemerintah baik daerah maupun pusat, tapi sayang sekali kondisinya tidak ada aktivitas,”

FORKODABABEL.COM, BANGKA — Permasalahan sampah di Kabupaten Bangka menjadi perhatian banyak pihak.

Salah satu di antaranya komunitas Bangka Environment Creative Activist of “Kawa” (BECAK) Bangka Belitung.

Ketua BECAK Bangka Belitung, Arinda Unigraha memgatakan harus ada komitmen bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjalankan roadmap yang sudah dibuat berkaitan dengan pengurangan dan penanganan sampah.

“Roadmap itu sudah dibuat yang berapa waktu lalu di tingkat pusat oleh Kementerian Ingkungan Hidup (KLH), di tingkat provinsi serta kabupaten/kota juga sudah dilakukan,” kata Arinda, kepada Forkodababel.com, di Sungailiat, Minggu (06/04/2025).

Arinda mengungkapkan, pada roadmap pengurangan dan penanganan sampah itu sudah jelas bagaimana pola-pola pengurangan, pola penanganan sampah, keterlibatan unsur-unsur, stakeholder, dan keterlibatan masyarakat.

“Semua itu yang nanti bermuara pada pengurangan timbunan sampah di lingkungan masyarakat,” ujarnya.

Arinda menyayangkan banyaknya fasilitas pengolahan sampah yang tidak terpakai alias sama sekali tidak ada aktivitas.

Padahal jika berbagai fasilitas yang telah dibangun tersebut dimanfaatkan, akan sangat berdampak positif bagi berkurang volume sampah, bahkan bisa menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat.

“Kita di Kabupaten Bangka ini setidaknya punya lebih dari sepuluh fasilitas atau sarana prasarana pengolahan sampah yang pernah dibangun. Ada TPST, TPS 3R, rumah kompos, ada bank sampah yang sudah dibangun, baik oleh pemerintah baik daerah maupun pusat, tapi sayang sekali kondisinya tidak ada aktivitas,” ungkapnya.

Semua fasilitas tersebut dikatakan Arinda mestinya diaktifkan kembali, bisa saja dengan melibatkan swasta sebagai ‘Bapak Asuh’ agar program pemberdayaan masyarakat di lokasi fasilitas tadi bisa berjalan mandiri sebelum sampah-sampah ini bermuara di TPA.

“Karena seharusnya sampah yang masuk ke TPA itu hanya sampah residu saja,” tukasnya

Dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah ini, menurutnya terdapat beberapa kendala yang dihadapi pemerintah daerah sehingga hasilnya belum maksimal.

“Ada beberapa kendala, ada kendala minimnya anggaran, kurangnya armada pengangkut sampah, ketidaksiapan SDM penanganan pengolahan sampah,” imbuhnya.

Lanjut Arinda, seharusnya Pemkab Bangka tidak lagi mengerjakan sampah ini sebatas menjalankan program kerja saja, tapi sudah harus mengarah pada investasi hijau, investasi sosial, atau setidaknya ke program sirkular ekonomi yang memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah sehingga menghasilkan nilai rupiah.

“Kalau ini dijalankan, ke depan masyarakat akan mengolah sampah secara mandiri karena mendapatkan hasil dari aktivitas pengolahan sampah itu,” ujarnya.

(Forkodababel.com/ Edw, Foto:  Sampah yang dibuang sembarangan oleh oknum masyarakat.  Pan)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *