“Melihat bahwa pemindahan pelabuhan sejalan dengan semangat pemekaran, yakni memperjuangkan keadilan pembangunan dan pengakuan terhadap potensi wilayah Bangka Utara”
LANGKAH berani Gubernur Bangka Belitung, Dr (HC) Hidayat Arsani, yang lebih dikenal sebagai Panglima, dalam menggagas pemindahan aktivitas pelabuhan dari Pangkal Balam ke Pelabuhan Belinyu (Tanjung Gudang) patut diapresiasi sebagai terobosan strategis untuk mengurai ketimpangan wilayah dan mendorong pemerataan ekonomi Pulau Bangka.
Kebijakan ini bukan sekadar soal logistik atau teknis pemindahan bongkar muat.
Ini adalah pernyataan politik pembangunan yang menunjukkan keberpihakan kepada wilayah yang selama ini kurang mendapat sentuhan pembangunan signifikan.
Belinyu, sebagai salah satu simpul sejarah dan potensi ekonomi di wilayah Utara Bangka, kini mendapatkan momentumnya kembali.
Panglima layak diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberanian dan visinya.
Tidak semua pemimpin bersedia mengambil langkah besar yang berisiko menghadapi resistensi dari pihak-pihak yang selama ini menikmati kenyamanan status quo.
Tapi Hidayat Arsani membuktikan bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang berani membuat keputusan demi kemaslahatan yang lebih luas.
Dampaknya begitu luas, terbukanya lapangan kerja, tumbuhnya ekonomi lokal, berkembangnya UMKM, dan meningkatnya arus barang.
Bahkan ke depan, Pelabuhan Belinyu berpeluang menjadi pintu ekspor unggulan Bangka Belitung, termasuk komoditas andalan seperti timah, pasir kuarsa, kaolin, dan hasil laut.
Kebijakan ini bukan hanya soal pelabuhan. Ini adalah pesan tegas bahwa pembangunan tidak boleh stagnan di satu titik.
Panglima mengajak kita untuk memikirkan Bangka Belitung secara utuh, bukan sepotong-sepotong.
Dalam konteks ini, pengurus Forkoda PP DOB Bangka Utara ssngat menyambut positif wacana ini.
Melihat bahwa pemindahan pelabuhan sejalan dengan semangat pemekaran, yakni memperjuangkan keadilan pembangunan dan pengakuan terhadap potensi wilayah Bangka Utara.
Sinergi antara visi Panglima dan semangat masyarakat lokal seperti yang diwakili Forkoda adalah modal sosial yang kuat.
Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Belinyu akan menjadi simpul baru pertumbuhan ekonomi dan menjadi simbol suksesnya desentralisasi pembangunan di Bangka Belitung.
Sudah saatnya kita menoleh ke utara. Dan kepada Panglima, kami sampaikan, teruskan langkah berani ini, karena perubahan besar memang dimulai dari keberanian mengambil risiko demi rakyat. (*)